Soal Pretes PPGJ 2018 Guru SD Kelas Rendah

Soal Pretes PPGJ 2018 - Berikut merupakan latihan  atau prediksi Soal Pretes PPGJ 2018 Guru SD Kelas Rendah Tahun Uji Kompetensi 2018.

Seperti telah kita ketahui bersama, bahwa untuk pendaftaran calon peserta program Pendidikan Profesi Guru (PPG) dalam Jabatan atau yang sering kita sebut dengan istilah PPGJ telah berakhir pada tanggal 31 Maret 2018.

Sebelum anda mengerjakan prediksi Soal Pretes PPGJ 2018 Guru SD Kelas Rendah, silahkan Bapak/Ibu bisa download Modul PKB dari Kelompok Kompetensi A, Kelompok Kompetensi B, Kelompok Kompetensi C, Kelompok Kompetensi D, Kelompok Kompetensi E, Kelompok Kompetensi F, Kelompok Kompetensi G, Kelompok Kompetensi H, Kelompok Kompetensi I, dan Kelompok Kompetensi J pada link yang tersedia di bawah ini:
[ Kelas Rendah ]
Sesuai Kisi-kisi terbaru
Petunjuk Latihan Soal
a) Link atau tombol download akan aktif, jika anda mampu menyelesaikan no 1-10 soal latihan Pretes PPGJ 2018 ini dengan mendapat paling sedikit 7 poin;
b) Pastikan anda telah terdaftar sebagai anggota komunitas kelompok kerja guru/kepala sekolah/pengawas melaui app simpkb;
c) Klik tombol lingkaran didepan jawaban yang anda anggap benar;
d) Untuk melihat jawaban dan pembahasannya, silahkan anda klik tombol pembahasan soal;


*** selamat mengerjakan***

1. [KD 1.1 Analisis Perkembangan Bahasa Anak Usia SD]
Berikut ini adalah Karakteristik Anak Usia SD dari segi Mental, yaitu....


Anak mulai tidak suka terikat dengan orang dewasa

Anak sudah memiliki gerakan yang bebas dan aman. Hal ini berguna untuk melakukan berbagai gerakan motorik kasar (jasmani) seperti memanjat, berlari dan menaiki tangga.

Anak menunjukkan tenggang rasa dan penghargaan terhadap teman

Anak dapat menunjukkan kreativitasnya dalam membentuk sesatu karya tertentu

Karakteristik Perkembangan Anak Usia SD/MI (Usia 7-13th) dari Segi Mental antara lain :
· Anak sudah mulai memahami beberapa konsep abstrak seperti menghitung tanpa menggunakan benda
· Anak sudah dapat menghubungkan suatu objek atau kejadian dengan konsep tertentu yang bersifat abstrak. Misalnya tentang luas dan volume
· Anak dapat menunjukkan kreativitasnya dalam membentuk sesatu karya tertentu
· Anak dapat menciptakan sesiatu bentuk/benda dengan menggunakan alat
· Anak dapat membuat gambar-gambar dengan menggunakan sudut perspektif sederhana
· Anak dapat menampilkan sifat ingin tahu
· Anak dapat merumuskan dan menunjukkan pengertian terhadap sesuatu
· Anak sudah dapat mengikuti peraturan yang berlaku umum
· Anak dapat menyelesaikan tugas yang diberikan guru, baik sendiri maupun kerja sama
· Anak dapat menunjukkan aktivitasnya dalam berbagai kegiatan sekolah maupun di lingkungannya
· Anak dapat memperlihatkan insiatif dan alternative untuk memecahkan masalah-masalah tertentu

2. [KD 1.1 Analisis Perkembangan Bahasa Anak Usia SD]
Berikut ini adalah Karakteristik Anak Usia SD dari segi Emosionalitas, yaitu....


Anak dapat memperlihatkan insiatif dan alternative untuk memecahkan masalah-masalah tertentu

Anak dapat menampilkan sifat ingin tahu

Anak menunjukkan keceriaan dalam berbagai aktivitas bersama kelompok teman sebayanya

Anak sudah mulai memahami beberapa konsep abstrak seperti menghitung tanpa menggunakan benda

Karakteristik Perkembangan Anak Usia SD/MI (Usia 7-13th)dari segi Emosionalitas (sosial) :
· Anak mulai tidak suka terikat dengan orang dewasa
· Anak dapat menunjukkan penghargaan terhadap guru atau orang dewasa lainnya
· Anak dapat menunjukkan sikap empati terhadap suatu kondisi
· Anak menunjukkan keceriaan dalam berbagai aktivitas bersama kelompok teman sebayanya
· Anak dapat menunjukkan sikap marah dalam kondisi yang wajar
· Anak menunjukkan kepedulian terhadap orang lain
· Anak menunjukkan tenggang rasa dan penghargaan terhadap teman
· Anak menunjukkan rasa solidaritas terhadap teman sekelompoknya
· Anak telah memiliki kemauan untuk menceritakan sesuatu kepada teman-temannya


3. [KD 1.1 Analisis Perkembangan Bahasa Anak Usia SD]
Berikut ini adalah Karakteristik Anak Usia SD dari segi Psikomotorik, yaitu ....


Anak sudah mulai memahami beberapa konsep abstrak seperti menghitung tanpa menggunakan benda

Anak menunjukkan tenggang rasa dan penghargaan terhadap teman

Anak menunjukkan kepedulian terhadap orang lain

Anak sudah dapat memakai pakaian dengan rapi

Karakteristik Anak Usia SD dari segi Psikomotorik, yaitu :
· Anak sudah memiliki gerakan yang bebas dan aman. Hal ini berguna untuk melakukan berbagai gerakan motorik kasar (jasmani) seperti memanjat, berlari dan menaiki tangga.
· Memiliki kemampuan dalam melakukan koordinasi dan keseimbangan badan. Misalnya ketika berjalan atau berlari dengan berbagai pola
· Anak sudah dapat memperkirakan kegiatan/gerakan yang berbahaya dan tidak berbahaya
· Anak sudah dapat memakai pakaian dengan rapi
· Anak sudah bisa menunjukkan kebersihan dalam berpakaian, badan dan alat-alat yang dibawah


4.[KD 1.1.2 Aspek Membaca di kelas rendah]
Tahapan proses belajar membaca bagi siswa sekolah dasar kelas awal biasanya menggunakan metode membaca ....


Skimming

Ejaan per ejaan

Permulaan

Cepat

Jawaban : b. Ejaan per ejaan

5. [KD 1.1.2 Aspek Membaca di kelas rendah]
Dalam pembelajaran membaca permulaan, ada beberapa metode yang dapat digunakan, kecuali ....


metode kata lembaga

metode suku kata dan metode kata

metode SAS

metode bunyi dan abjad

Dalam Pembelajaran Permulaan ada beberapa metode yang digunakan antara lain:


1) Metode Eja
Pembelajaran Membaca Permulaan dengan metode ini memulai pengajarannya dengan mengenalkan huruf-huruf secara alpabetis. Huruf-huruf tersebut dilafalkan anak sesuai bunyinya menurut abjad. Setelah melalui tahapan ini , para siswa diajak untuk berkenalan dengan suku kata dengan cara merangkaikan beberapa huruf yang sudah dikenalnya.
Misalnya : b, a – ba (dibaca be.a – ba)
d,u – du (dibaca de.u – du)
ba-du dilafalkan badu
b, u, k, u menjadi b.u – bu (dibaca be.u – bu)
k.u – ku (dibaca ka.u – ku)
Proses ini sama dengan menulis permulaan, setelah anak-anak bisa menulis huruf-huruf lepas, kemudian dilanjutkan dengan belajar menulis rangkaian huruf yang berupa suku kata. Proses pembelajaran selanjutnya adalah pengenalan kalimat-kalimat sederhana. Contoh-contoh perangkaian huruf menjadi suku kata, suku kata menjadi kata, dan kata menjadi kalimat. Dalam pemilihan bahan ajar membaca dan menulis permulaan hendaknya dimulai dari hal-hal yang konkret menuju hal-hal yang abstrak, dari hal-hal yang mudah, akrab, familiar dengan kehidupan anak menuju yang sulit dan mungkin merupakan sesuatu yang baru bagi anak.


2) Metode Bunyi dan Abjad
Proses Pembelajaran Membaca Permulaan dengan metode bunyi hampir sama dengan metode eja, hanya saja perbedaannya terletak pada sistem pelafalan abjad atau huruf.
Misalnya : huruf b dilafalkan /beh/
d dilafalkan /deh/
c dilafalkan /ceh/
g dilafalkan /geh/
p dilafalkan /peh/ dan sebagainya.
Dengan demikian kata “nani” dieja menjadi :
En.a – na
En.i – ni – dibaca – na-ni
Metode abjad yaitu na,na-nana
Metode ini sebenarnya merupakan bagian dari metode eja. Prinsip dasar proses pembelajarannya tidak jauh berbeda dengan metode eja/abjad. Perbedaannya hanya terletak pada cara atau sistem pembacaan (pelafalan) abjad. Beda antara metode abjad, huruf diucapkan sebagai abjad, sedangkan pada metode bunyi huruf diucapkan sebagai bunyi.


3) Metode Suku Kata dan Metode Kata
Prose Pembelajaran Membaca Permulaan dengan metode ini diawali dengan pengenalan suku kata seperti ba, bi, be, bu, bo, ca, ci, cu, ce, co, da, di, du, de, do, dan seterusnya. Suku-suku kata tersebut kemudian dirangkaikan menjadi kata-kata bermakna. Sebagai contoh, dari daftar suku kata tadi, guru dapat membuat berbagai variasi pada suku kata menjadi kata-kata bermakna, untuk bahan ajar membaca dan menulis permulaan, kata-kata tadi misalnya :
ba-bi cu-ci da-da ka-ki
ba-bu ca-ci du-da ku-ku
bi-bi ci-ca da-du ka-ku
ba-ca ka-ca du-ka ku-da
Kegiatan ini dapat dilanjutkan dengan proses perangkaian kata menjadi kalimat sederhana. Contoh perangkaian kata menjadi kalimat dimaksud seperti pada contoh dibawah ini :
ka-ki ku-da
ba-ca bu-ku
cu-ci ka-ki (dan sebagainya).
Jika kita simpulkan , langkah-langkah pembelajaran membaca dan menulis permulaan dengan metode suku kata adalah:
a) tahap pertama, pengenalan suku-suku kata
b) tahap kedua, perangkaian suku-suku kata menjadi kata
c) tahap ketiga, perangkaian kata menjadi kalimat sederhana
d) tahap keempat, pengintegrasian kegiatan perangkaian dan pengupasan (kalimat kata-kata – suku kata – kata).


4) Metode Global
Sebagai contoh, dibawah ini merupakan bahan ajar untuk membaca dan menulis permulaan yang menggunakan metode global.
a) memperkenalkan gambar dan kalimat
b) menguraikan salah satu kalimat menjadi kata; kata menjadi suku kata; suku kata menjadi huruf-huruf.
Misalnya : ini mimi
ini mimi
i-n-i mi-mi
i-n-i m-i-m-i


5) Metode SAS (Struktural Analitik Sintetik)
SAS merupakan salah satu jenis metode yang biasa digunakan untuk proses pembelajaran membaca dan menulis permulaan bagi siswa pemula. Dalam hal ini Momo (1979) mengungkapkan beberapa cara, metode ini dibagi menjadi dua tahap, yakni : tanpa buku dan menggunakan buku.
6. [KD 1.1.2 Aspek Membaca di kelas rendah]

Berikut diberikan studi kasus :
Mula-mula diberikan kalimat secara keseluruhan. Kalimat itu diuraikan atas kata-kata yang mendukungnya. Dari kata-kata itu kita ceraikan atas suku-suku katanya dan akhirnya atas huruf-hurufnya. Kemidian huruf-huruf itu kita sintetiskan kembali menjadi suku kata, suku kata menjadi kata dan kata menjadi kalimat.

Berdasarkan studi kasus , metode membaca permulaan yang tepat digunakan adalah ....


Metode Alfabet

Metode Cerita

Metode SAS

Metode Suku Kata

Jawaban : c.

7. [KD 1.1.2 Aspek Membaca di kelas rendah]
Kelemahan Metode SAS yaitu ....


Tidak membutuhkan alat peraga

Membutuhkan Banyak Waktu

Sangat praktis

Semua Benar

Kelemahan Metode SAS yaitu ....

Kurang Praktis
Membutuhkan banyak waktu
Membutuhkan alat peraga.

8. 420:20+(-33)+26=... Urutan operasi yang tepat untuk soal diatas adalah ....
  420:20, 26, +(-33)
  420:20, +(-33), 26
  +(-33), 26, 420 : 20
  tidak ada jawaban yang benar
jawaban :
9. [Kd 3.1.1 Merancang aktivitas pembelajaran berdasarkan prinsip dan teori pembelajaran matematika]

Perhatikan contoh berikut!

Contoh : 2 pinsil + 3 pinsil = … pinsil
Contoh tersebut dikemukakan Bruner dalam Proses Pembelajaran Matematika dalam tahap ....


Ikonik

Simbolik

Implikatif

Enaktif


Dalam tahap Simbolik anak dapat mengutarakan bayangan mental tersebut dalam bentuk simpul dan bahasa. Anak tidak terikat lagi dengan objek-objek pada tahap sebelumnya dan sudah mampu menggunakan notasi tanpa ketergantungan terhadap objek real.
Contoh : 2 pinsil + 3 pinsil = … pinsil

10. [Kd 3.1.1 Merancang aktivitas pembelajaran berdasarkan prinsip dan teori pembelajaran matematika]
Perhatikan contoh berikut!

Budi mempunyai 2 pinsil, kemudian ibunya memberikannya lagi 3 pinsil.Berapa banyak pinsil Budi sekarang ?
Hal tersebut dikemukakan Bruner dalam Proses Pembelajaran Matematika dalam tahap ....

Ikonik

Simbolik

Implikatif

Enaktif



Dalam tahap Enaktif siswa secara langsung terlibat dalam memanipulasi objek. Yaitu dengan menggunakan benda-benda yang konkrit atau peritiwa yang biasa terjadi.

Contoh : Budi mempunyai 2 pinsil, kemudian ibunya memberikannya lagi 3 pinsil.
Berapa banyak pinsil Budi sekarang ?





[Soal Pretes PPGJ 2018 Guru Kelas Tinggi, silahkan klik disini]

Demikian Prediksi Latihan Soal Pretes PPGJ 2018 Guru SD Kelas Rendah disertai Kunci Jawaban dan Pembahasan Soal Pretes PPGJ 2018 Guru SD Kelas Rendah/SD Kelas Awal/ SD Kelas Bawah 1,2,3

BERITA LENGKAP DI HALAMAN BERIKUTNYA

Halaman Berikutnya